KOTE MOGE SUKU MEEE DI PANIAI
INI
KOTEKA DAN MOGE SUKU MEE DI PANIAI
Mari kita restarikan kote moge merupakan budaya suku mee di paniai
FOTO INI UJIAN PRAKTEK SENI BUDAYA
SMK KAREL GOBAI NUNUGADI PANIAI PAPUA
TAHUN 2015
Kita ketahui bahwa Indonesia
mempunyai banyak daya tarik yang sangat berbeda, terutama mengenai suku, ras,
budaya dan agama. Dalam konteks kebudaya dari setiap suku yang ada di Indonesia
khususnya daerah Papua memiliki beberapa daya tarik kebudaya yakni pakaian
adat, rumah adat, tingka laku budaya, intraksi budaya, artefak dan lain-lain.
Salah satu budaya Papua yang keunikan menarik perhatian bagi semua wisatawan
lokal maupun mancanegara adalah budaya suku Mee.
Secara pengertian kata dari Mee
adalah “manusia” yang memiliki akal, budi dan pikiran. Dengan demikian, suku
Mee merupakan suku yang berdiam dan menetap di beberapa kabupaten (Nabire,
Paniai, Dogiyai, dan Deiyai), kemudian tersebar ke kabupaten-kabupaten lain
yang ada di Papua dan kini suku Mee dapat disebut sebagai Meeuwodide yang
berarti kelompok atau komunitas Mee yang memiliki satu tujuan untuk membangun
Meeuwodide yang sejahterah dalam sistem sosial budaya yang harmonis.
Suku Mee memiliki daya tarik budaya
yang unik adalah Koteka dan Moge. Koteka adalah pakaian untuk menutupi kemaluan
laki-laki, sedangkan Moge adalah pakaian untuk menutupi kemaluan perempuan maka
saling membutuhkan antara pria dan wanita sebgai alat peraga pelengakap pada
tubuh.
Pada dasarnya zaman ke zaman sejarah
telah mengungkapkan bahwa suku Mee memiliki budaya yang paling menarik
perhatian bagi wisatawan lokal maupun wisatawan manca-negara, sampai waktu ini,
beberapa wisatawan yang kunjungi dan membeli alat tradisional suku Mee untuk
dipergunakan sebagai hiasan atau cinderamata setempat.
Secara praktisnya koteka dan moge
digunakan dalam kehidupan sehari-hari bagi suku Mee, untuk rutinitas upacara
adat, pesta dansa, pestival budaya, pernikahan perkawinan, dan juga sebagai
pakaian adat sehari-hari. Selain dari itu, masa sekarang koteka dan moge
digunakan sebagai festival budaya, pentas tari-tarian tradisional antar daerah,
penjemputan kepala pemimpin provinsi maupun daerah serta kaum agama maupun para
politik.
Oleh karena itu, dalam bidang
pariwisata dapat mengkaji bahwa budaya suku Mee adalah budaya yang
berkaitan dengan sistem sosial budaya di mana memiliki nilai totalitas, tata
sosial, dan tata laku manusia sebagai moral penerus generasi muda Papua.
Seperti praturan undang-undang No.11 Tahun 2010 tentang CAGAR BUDAYA yang
berperan penting dalam kepariwistaan dan masyarakat yang mempelajari kebudayan
yang ada.
Maka dari itu, Pariwista sangat
penting untuk mengembangkan budaya yang unik dan budaya yang dapat menarik
perhatian dunia, terutama dalam mempersiapkan masyarakat yang maju dan
berkembang pada budayanya. Sehingga koteka dan moge memiliki keunikan yang
unggul dalam pelestarian budaya bangsa bagi generasi muda Meeuwodide.
By: Nato E.Gobai
Komentar
Posting Komentar